Kisah Nabi Yusuf ‘alahissalam, Allah abadikan kisahnya, detail di satu surat yang panjang. Lika-liku perjalanan Nabi Yusuf, dari mulai mimpi, dibuang ke sumur, diperbudak, dipenjara, akhirnya menjadi menteri dan berkumpul bersama keluarganya kembali.
Ada sebuah hikmah besar kisah itu yang perlu kita ingat baik-baik. Yang perlu kita yakini, pada kondisi apapun. Perlu dicatat dengan tinta emas, kata orang sekarang. Sebuah kalimat yang langsung dikatakan Nabi Yusuf sendiri, pelaku utama kisah itu, yang telah mengalami masa-masa sulit kemudian berakhir indah.
Yaitu perkataan Yusuf ‘alahissalam:
“Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik” (QS. Yusuf: 90)
Tetap Berdoa Di Kala Lapang
Di akhir kisah surat Yusuf, Nabi Yusuf ‘alaihissalam berdoa:
“Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh” (QS. Yusuf: 101).
Namun, tidak seperti kita yang mungkin kan berdoa seperti ini saat semua urusan sudah mentok, saat hutang menumpuk tak bisa dibayar, saat usaha macet tak bisa berjalan lagi, saat waktu sudah habis tak bisa diundur lagi.
Bahkan Yusuf berdoa seperti ini ketika dia berada di puncak karirnya, ketika dia menjabat sebagai menteri yang sukses melaksanakan misinya menanggulangi bencana kelaparan yang menimpa Mesir ketika itu. Ketika beliau sudah membuktikan bahwa bukan beliaulah yang bersalah dalam kasusnya bersama istri salah satu menteri di kerajaan itu.
“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat” (QS. Yusuf: 101)
Betapa jauhnya kita…
—
Penulis: Amrullah Akadhinta, ST.
Artikel Muslim.Or.Id
No comments:
Post a Comment