(Al-Faqih Al-Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi hafizhahullah)
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu anhu, Nabi shallallâhu ’alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang mukmin adalah MA'LAF 'mudah akrab, sumber keakraban'. Tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak mudah akrab (kepada orang lain) dan orang lain tidak mudah akrab kepadanya.”
[Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abdullah bin Ahmad dalam Al-Musnad. Dishahihkan di atas syarat Muslim oleh Syaikh Al-Albâny dalam Ash-Shahîhah 1/786]
[Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abdullah bin Ahmad dalam Al-Musnad. Dishahihkan di atas syarat Muslim oleh Syaikh Al-Albâny dalam Ash-Shahîhah 1/786]
Ma'laf bisa bermakna mashdar yang mengandung arti mubalaghah 'sangat, berlebihan'. Artinya, jika kawannya tidak akrab dengannya, dia tetap akrab kepada kawannya, dan jika orang lain akrab kepadanya, dia lebih segera akrab dengan orang tersebut.
Ma'laf juga bisa bermakna ism makân 'nama tempat' yang berarti dia adalah tempat keakraban dan sumber keakraban.
Ma'laf juga bisa bermakna ism makân 'nama tempat' yang berarti dia adalah tempat keakraban dan sumber keakraban.
Makna Hadits !
Seorang mukmin itu akhlaknya baik dan dadanya lapang sehingga mudah akrab dan bergaul dengan orang lain. Sebagaimana, orang-orang juga akrab dengannya karena pembawaannya yang baik dan mudah akrab dengan manusia.
Keakraban adalah sebab untuk berpegang kepada Allah dan tali Allah. Dengannyalah terjadi ijtima' 'kebersamaan, persatuan' di tengah kaum muslimin, dan kebalikannya akan menghasilkan perpecahan di tengah kaum muslimin. Hal tersebut adalah dengan taufiq dari Allah dan ta'lif 'persatuan dan kebersamaan hati' dari-Nya. Hal tersebut yang diisyaratkan oleh Allah dalam firman-Nya,
"Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat petunjuk." [Âli 'Imrân: 103]
Adapun orang yang meninggalkan manusia karena akhlaknya yang jelek dan pembawaannya yang buruk, tidaklah ada kebaikan padanya.
Demikian pula orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kejelekannya dan akhlaknya yang buruk.
Demikian pula orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kejelekannya dan akhlaknya yang buruk.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya manusia yang kedudukannya paling jelek pada hari kiamat adalah siapa saja yang ditinggalkan oleh manusia karena menghindari kejelekannya."
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Aisyah radhiyallâhu 'anhâ]
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim dari Aisyah radhiyallâhu 'anhâ]
[Demikian kesimpulan makna dan penjelasan hadits dari Kitab Syarah Al-Misykah 10/3195-3196 karya Ath-Thîby, Mirqâtul Mafâtîh 8/3129 karya Ali Al-Qârî, Faidhul Qadîr 6/253 karya Al-Manawy, dan At-Tanwîr Syarah Al-Jâmi' Ash-Shaghîr 10/450-451 karya Ash-Shan'âny]
Faedah dan Pelajaran:
1. Seorang mukmin itu mudah akrab dengan manusia.
2. Akhlak yang baik adalah dari keimanan.
3. Penjelasan tentang manusia yang tidak ada kebaikannya.
4. Manusia bertingkat-tingkat dalam hal kebaikan.
5. Simbol umum dalam syariat Islam yang mulia dalam menjaga hubungan dan kebersamaan di tengah manusia.
6. Ciri umum agama Islam dalam menebar kemurahan dan rahmat, bukan kebencian dan permusuhan.
1. Seorang mukmin itu mudah akrab dengan manusia.
2. Akhlak yang baik adalah dari keimanan.
3. Penjelasan tentang manusia yang tidak ada kebaikannya.
4. Manusia bertingkat-tingkat dalam hal kebaikan.
5. Simbol umum dalam syariat Islam yang mulia dalam menjaga hubungan dan kebersamaan di tengah manusia.
6. Ciri umum agama Islam dalam menebar kemurahan dan rahmat, bukan kebencian dan permusuhan.
Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiykum..
No comments:
Post a Comment